Artikel

Masjid Agung Keraton Kanoman Cirebon: Jejak Sejarah dan Peradaban Islam di Tanah Jawa

1 Oktober 2025
KELURAHAN PEKALIPAN
240
Bagikan ke
Masjid Agung Keraton Kanoman Cirebon: Jejak Sejarah dan Peradaban Islam di Tanah Jawa

Masjid Agung Keraton Kanoman Cirebon: Jejak Sejarah dan Peradaban Islam di Tanah Jawa

Masjid Keraton Kanoman merupakan salah satu masjid bersejarah yang terletak di lingkungan Keraton Kanoman dan termasuk kedalam wilayah RW.10 Kanoman Utara Kelurahan Pekalipan, Kecamatan Pekalipan  Kota Cirebon. Masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga menjadi simbol perkembangan Islam, budaya, dan peradaban yang dibangun sejak masa kejayaan Kesultanan Cirebon.

Sejarah Berdirinya

Masjid ini didirikan pada abad ke-17 bersamaan dengan berdirinya Keraton Kanoman oleh Sultan Anom I atau Pangeran Muhamad Badruddin pada tahun 1677 M. Pembangunan masjid dilakukan sebagai bagian dari syiar Islam sekaligus pusat kegiatan keagamaan bagi keluarga keraton, abdi dalem, dan masyarakat sekitar.

Sebagai peninggalan sejarah, masjid ini memiliki nilai penting karena mencerminkan akulturasi antara budaya lokal Jawa, Hindu-Buddha, dan pengaruh Islam yang datang melalui para wali, khususnya Sunan Gunung Jati yang menjadi tokoh utama penyebaran Islam di Cirebon.

Arsitektur dan Keunikan

Masjid Keraton Kanoman menampilkan gaya arsitektur tradisional khas Cirebon dengan sentuhan Islam klasik. Beberapa keunikannya antara lain:

  1. Atap Tumpang Tiga – Atap berbentuk limasan bertingkat tiga yang melambangkan iman, Islam, dan ihsan.

  2. Mimbar Kayu Ukir – Mimbar masjid terbuat dari kayu jati tua dengan ukiran indah khas Cirebon, melambangkan kehalusan seni dan budaya keraton.

  3. Ornamen Keramik Cina – Sebagian dinding masjid dihiasi keramik Cina yang merupakan hasil hubungan dagang Cirebon dengan Tiongkok sejak abad ke-15.

  4. Gapura dan Halaman – Masjid ini dikelilingi pagar batu bata merah dengan gapura bergaya tradisional, mirip dengan arsitektur candi peninggalan Hindu-Buddha, menandakan adanya proses akulturasi budaya.

Peran Sosial dan Budaya

Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Keraton Kanoman juga memiliki peran penting dalam kehidupan sosial masyarakat Cirebon. Masjid ini sering digunakan untuk kegiatan keagamaan, seperti pengajian, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, hingga tradisi Grebeg Syawal yang menjadi bagian dari upacara adat keraton.

Keberadaan masjid ini menjadi bukti bahwa Islam di Cirebon tidak hanya berkembang melalui dakwah, tetapi juga melalui pendekatan budaya, seni, dan tradisi yang diwariskan secara turun-temurun.

Warisan yang Tetap Terjaga

Hingga kini, Masjid Keraton Kanoman masih berdiri kokoh sebagai saksi bisu perjalanan sejarah Islam di Jawa Barat. Masjid ini juga menjadi daya tarik wisata religi sekaligus edukasi, di mana pengunjung dapat mempelajari harmoni antara agama, budaya, dan sejarah dalam satu kawasan keraton.

Kesimpulan:
Masjid Keraton Kanoman bukan sekadar bangunan ibadah, tetapi juga simbol akulturasi budaya dan jejak peradaban Islam yang lahir dari Cirebon sebagai salah satu pusat dakwah Walisongo. Nilai sejarah, seni, dan spiritual yang terkandung di dalamnya menjadikan masjid ini sebagai warisan yang patut dijaga dan dilestarikan.

Bagikan ke